Kuliah Lapangan
Saya diajakin boss..maksudnya pembimbing saya Prof. Staudinger mengunjungi pabrik semen di Maribor..perbatasan Slovenia...ini beberapa foto di sana.

Latihan Gamelan
Bagi temen2 yang baca blog ini, kami yang sekolah maupun yang tinggal di Graz juga sering latihan gamelan di Kunst Institut. Latihannya tiap Kamis malam...so please join with us...hehehe.

Berkunjung ke Vienna

Seperti biasa, kami bertiga (Haryo dan keluarga ZA) 'dolan' ke Wien, menonton film Garin dan mengunjungi beberapa teman kami di sana pada hari Jumat-Sabtu, 17-18 November 2006. Terima kasih pada temen2 di Wien..keluarga mas Aca, mas Khabib, mbak Yulianti (walau ketemu via sms) serta bujangan baru mas Efrian atas keramahtamahan dan kebaikan selama kami di sana. Apalagi ada masakan yang bisa 'zu mitnehmen, bitte..' Tchuss..

Lost Boy
by Paul Hetherington

At soft pre-dawn, through the pin-drop silence,
his trousers dark with dew, he heaved himself
over a rail, set out across the paddocks.
The sun was still a guessing-place of light
against the luminescent, ragged hills
on a pale horizon. He knew the path.

Too much argument between his parents
and silent tension like a mesh of wire
had gripped his throat and tightened all his being--
he felt awkward and always unprepared
even though what happened and what hurt
was that same provoking, needless thing.

Now steeper paddocks, the man's-fist-sized thistles,
the lake that was a mirror of pink light
and speckled wild ducks, and wild rose.
He moved with purpose, distancing a life--
the dust motes in his room, the dull, squat hens
that fluffed and clucked at any offered food

and were never different, the brown sideboard
with a decanter of unpleasant sherry.
And clipped rose bushes, the coughing growl
of the ute at morning, warm-flanked cows.
These things he walked away from, with resolve
into the swallowing blue hills of morning.

Lebaran pertama di negeri Orang
Saya berusaha masak untuk persiapan halal bihalal (silaturahmi) lebaran yang pertama di negeri orang. Acara ini dihadiri oleh semua wong Indonesia di Graz...pak Syarif, keluarga Zaenal, bu Corinna, pak Aswandi, mas Yitno, Sendhi 'suroboyo', kang Dudy sbg Hausmeister, bang Jimmy dan tentu saja si bungsu Haryo. Ada ikan lombok ijo, udang telur, sop tahu, oseng tahu dan daging kare...tapi apa daya keasinan...hihi...terpaksa tuan rumah mas Dudy menanggung malu..maaf ya. Untungnya bu Corinna bawa Skutel Makaroni dan Kue, Mas Jimmy juga bawa cake, pak Aswandi bawa sambel goreng tahu dan tentu saja Samgorat dari keluarga Zaenal...nyam2...serta ada tambahan es krim, anggur dan saft dari tuan rumah...Mohon maaf Lahir Batin...semoga sukses selalu..amien.

Berkunjung ke Leoben
Sabtu, 28 Oktober kemarin, saya, mas Zaenal dan Mbak Titik mengunjungi rekan sejawat kami yang tinggal di Leoben. How beautiful city...surrounded lots of hill...terima kasih juga atas keramahtamahan mas Zaki, mbak Novi, Ilham, serta teman jauh dari Frankfurt..mas Widodo dan Mbak Arfah... Tentu saja kita sangat menikmati gule, teriyaki dan udangnya...Jangan kapok..saya insya Allah akan berkunjung lagi.

Jalan-jalan ke Graz
ini beberapa foto pertama-tama sampai di graz...

Stand Alone Together

Meminjam istilah dari Tom Hanks dalam Band of Brother. Dalam beberapa minggu ini saya disibukkan dengan beberapa hal yang sangat mengganggu stabilitas emosi..
1. Apa iya orang pinter identik dengan kedewasaan berpikir?
2. Apa bisa kita fully rely on someone yang kita tahu dia lebih senior dalam pendidikan?
3. Apa balasannya jika kita mengerjakan 'do for nothing (secara duniawi)'?

Kesendirian, dalam jalan sunyi ini, saya mulai bisa melihat secara jernih bahkan dengan kaca pembesar yang begitu fokus, bahwa nggak semua orang akan mengerti diri kita. Walaupun telah dicontohkan para nabi dan rasul, tapi itu hanya berhenti sampai titik ajaran. Orang yang tampaknya baik dan pinter, bukan seperti itu dan demikian pula sebaliknya. Lebih banyak yang mengambil jalan 'gimana nanti', 'gimana saya' dan 'gimana untung rugi'.

The stories will go on...because the world is not enough for most people.

Istriku Tercinta

Kalau mau tahu istriku ini nih...fotonya...Namanya Yuyun Israhayu. Lahir di banjarmasin 26 tahun yang lalu. Setelah menyelesaikan S1 di Matematika UNPAD (Program Ekstensi) tahun 2002 dia saya lamar dan kami menikah tahun 2004. Sekarang sedang mengambil pendidikan akta 4 di Universitas Muhammadiyah Purworejo (hehehe...sambil menemani ibu saya). Mohon doanya, agar segera lulus dan dapat memberi manfaat bagi orang lain, khususnya di bidang pendidikan.

Sleepless in Cipadung

Saya sudah menikah awal Desember 2004 dengan mantan pacarku yang lucu namanya Yuyun. Sebenarnya kami sudah memiliki seorang putri namanya AYU PRABAWANING PURBANDARI yang lahir 20 Oktober 2005. Tapi putriku ini sudah dipanggil ke 'pangkuan'-NYA pada usianya yang ketiga bulan. Suatu kedukaan yang sulit untuk dilupakan...Apalagi saat2 ini kami sering dikunjungi teman2 kami dengan membawa putra-putrinya yang lucu2...jadi ingat terus dengan putriku itu.

Berat bagi kami untuk bangkit kembali saat itu, rasanya 'hook kiri' Mike Tyson atau 'tendangan' Bruce Lee menghantam dada saya. Antara keputusasaan dan kehampaan menggelayuti setiap malam setelah kepergiaannya. Hati ini selalu dihantui perasaaan bersalah yang tiada bertepi...

Maafkan bapak ya nak...
Bapak banyak bergelimang dosa...
Adindaku tercinta nanti akan menunggu begitu lama, untuk bertemu lagi.....
Maafkan bapak ya nak...

Ya ALLAH, berikanlah ridlo-MU atas putriku...
Berikan padanya 'mainan' dan 'teman' yang lucu saat ini.....
Hamba belum sempat memberikan apa2 pada amanah-MU, ya ALLAH...
Bahkan kasih sayang-pun hanya kami rasakan dalam hati selama di ICU....

Perasaan ini ya ALLAH yang banyak menghalangi sujudku kepada-MU....
Hamba mohon ridlo-MU melembutkan hati yang mengeras ini...
Hamba mohon kasih-MU mencintai diriku lagi...
Hamba mohon ya ALLAH....

Pertama Nulis

Aku membayangkan pertama nulis blog ini agak 'menyeramkan'; dari mulai mikir apa isinya hingga bayaran internet yang bakalan ngelonjak. Wah, whatever it is, toh Sevilla bisa juara UEFA setelah puasa dari tahun 1948 dan Arsenal bisa juga menjejakkan final Champions League di abad sepakbola modern ini.

Konsep pemikiran dalam Blog ini dalam pikiran saya hanya ada 2 "serieus" way dan serious way. Namanya juga inside of my mind. Yang pasti nggak akan kita temukan versi inside of my heart apalagi inside of my soul. Saya juga nggak kebayang mau nulis apa kalau dua hal ini saya masukkan di Blog ini.

Have a nice writing and I am still waiting for your comments.
See ya...