Wednesday, October 31, 2007

Kiriman Lucu dari Kakak Saya

Ini kiriman dari mas Yoyok (Kakak) saya yg tercinta di Jakarta untuk ulang tahun saya ke 32 (wah..udah tua nih...). Matur nuwun ya...

Monday, October 29, 2007

Coffee-Junk??

I have tested how addicted me for coffee.

Tuesday, October 09, 2007

Malcolm X (Inspirasi yang hadir di Bulan Ramadhan)


Entah apa yang menghinggapi pikiran saya sehingga dalam 3 minggu ini punya keinginan kuat nonton film-film religius dan berkarakter kuat. Mulai dari Desperation, Zodiac, Missisipi Burning, sampai Malcolm X. Sementara Bobby, Magnolia, A Beautiful Mind dan Passion of The Christ masih di daftar tunggu. Sayangnya diantara film-film tersebut tidak ada yang durasinya kurang dari 2 jam...alias lama sekali. Kalaupun ada hiburan, nontonnya film horror sadis macam Saw III, It dan The Hills Have Eyes 2...(ck ck ck...malah nambah tegang!).

Saya tidak akan mengupas satu-satu film itu, karena mungkin saya bukan reviewer yang baik tentang film. Tapi khusus film Malcolm X, ada pengaruh yang cukup bagus dalam pemikiran saya. Awalnya film ini bicara tentang penokohan karakter2 dalam film, mirip sekali dengan gaya Sergio Leone (Once Upon a Time in America) yang durasi filmnya mencapai 229 menit!! Bukan seperti Ocean 11-13 (kata temen saya Dudy...kelas receh hehehe). Kemudian cerita dilanjutkan perjalanan hidup dia sebagai seorang anak jalanan yang pintar tapi salah pergaulan sampai akhirnya masuk penjara. Dalam penjara inilah Malcolm X bertemu sesama narapidana yang memberikan pencerahan tentang Islam dan pandangannya terhadap manusia. Waktu jaman itu sedang gencarnya masalah rasisme di negara Paman Sam. Lalu hidupnya diteruskan dengan penuh perjuangan menentang pemerintahan dalam membasmi kebijakan rasisme walaupun pada akhirnya berujung pada kematian akibat ditembak. Kisah perjuangan yang mirip dengan pendeta Jesse Jackson.

Berkaitan dengan bulan Ramadhan ini, kisah Malcolm X merupakan bentuk nyata sebuah aplikasi ajaran bahwa agama Islam yang diyakini dengan integritas yang tinggi akan memberikan dampak yang sangat baik bagi masyarakat sekitarnya, tanpa memandang SARA dan Status Sosial. Integritas pada suatu ajaran terwujud pada moral obligasi yang dijunjung tinggi, dalam hal ini beragama Islam yang baik. Kita sering lupa bahwa ketika berkompetisi bersama orang /pihak lain, yang diagungkan secara berlebihan adalah kelebihan/prestasi
bukan pada nilai manfaat yang diberikan kepada orang lain. Sehingga keunggulan hanya membuahkan kedengkian bagi pihak lain.

Saya berpikiran ketika ALLAH SWT telah banyak memberikan kemudahan dan kesempatan untuk berbuat baik dan berjalan pada hal yang benar, tapi banyak juga yang kita tidak hiraukan. Jarak antara niat berbuat baik dan realisasi berbuat baik pasti kurang dari 1 detik. Tapi kita lebih banyak menundanya. Padahal makin cepat kita meneruskan proses niat ke perbuatan maka kita akan makin terbiasa.

Kita banyak memohon ampun dan maaf kepada-NYA dan orang lain, serta dilanjutkan dengan memaafkan kesalahan orang lain. Tapi kita lupa untuk memaafkan dan berdamai dengan diri kita sendiri. Sehingga pikiran dan perasaan selalu dihinggapi dengan rasa bersalah, takut, ragu-ragu dan minder atas apa yang telah kita lakukan pada masa lampau.

Menjelang akhir bulan yang sangat penuh berkah ini, saya berusaha bangkit dari lamunan dan euforia tentang pahala selama Ramadhan. Karena hal yang lebih penting sudah banyak saya tinggalkan, yaitu memberikan manfaat yang baik kepada orang lain. Seorang ulama menyebutkan "Jika kamu membantu menyelesaikan beban orang lain, percayalah bahwa ALLAH SWT akan membantu meringankan masalahmu."


Yaa ALLAH, hanya dengan ridlo dan kuasa-MU aku berbuat sesuatu... Alhamdulillah, atas semua kasih dan sayang-MU melembutkan hati-hati orang muslim dengan memperbanyak ibadah dan sedekah selama bulan ini.